Jumat, 28 Agustus 2015

Asal usul desa ngembal rejo kudus

al Usul Desa NgembalrejoDesa Ngembalrejo. Ngembal merupakan sebuah hutan belantara di masa lalu. Kala itu hutan tersebutbernama Kembal, namun dengan perkembangan zaman bergeser menjadi Ngembal. Sedangkan Rejo, berarti makmur atau semarak. Konon kisahnya, pada masa pemerintahan Panembahan Senopati, beliau memberikan anugerah dan penghargaan kepada para punggawa / prajurit yang telah banyak berjasa atas tegaknya Kesultanan Mataram.Salah satu penerima anugrah tersebut adalah seorang Purnawirawan Prajurit Wira Tamtama bernama Ki Kalamuddin. Beliau menerima sebidang tanah yang cukup luas, namun masih berupa hutan belantara bernama hutan Kembal. Hutan itu terletak di lembah gunung Muria bagian selatan, sekitar 5 km sebelah timur dari pusat kota Kudus saat ini. Beliau membabat tanah baru dengan membuat padepokan sebagai bangunan induknya. Di sana, beliau tidak hanya membuka lahan baru bagi para pendatang namun juga senantiasa menyebarkan agama Islam.Para cantriknya sendiri terdiri dari santri yang setia pada pemimpin, percaya, tekun bekerja, sehingga daerah ini berkembang pesat seiring dengan kedatangan para pendatang baru yang menetap di sini. Nah, untuk mencukupi kebutuhan desa yang semakin banyak penduduknya itu, Ki Kalamuddin mengundang sahabatnya untuk turut serta membantu. Namanya adalah Ki Sotruno.Beliau diketahui berasal dari Tumang (daerah Kaliwungu Kudus), seorang yang ahli membuat batubata dan genteng, dari tanah liat tentunya. Beliau juga seorang tokoh sakti di daerahnya, sehingga dihargai untuk menepi di dekat sumber air (Jawa : Tuk) yang sangat dibutuhkan warga Kembal. Dari kata Tuk tersebut, hingga sekarang daerah ini dikenal dengan nama dukuh Ngetuk.Di daerah ini, karena ketrampilan yang diajarkan Ki Sotruno, masyarakatnya memang banyak yang membuat batu bata maka ada pula dukuh yang bernama dukuh Boto. Dukuh ini sendiri dibagi menjadi dua bagian, Boto Lor dan Boto Kidul.Sedangkan untuk hiburan, Ki Kalamuddin juga mengundang sahabatnya, seorang seniman ulung bernama Mbah Mursodo dari Kedu. Pada masa itu beliau mengajarkan beberapa kesenian seperti tari, karawitan, dan dalang. Selain itu, beliau juga mengajarkan untuk bercocok tanam sendiri, misalnya bertanam pohon Jambe. Nah, karena banyaknya pohon Jambe yang tumbuh di kawasan itu, wilayah ini bernama dukuh Jambean (sekarang masuk wilayah desa Purworejo).Di sini juga ada pemakaman Cina bernama Cong He, namun lidah masyarakat setempat terbiasa menyebutnya Conge hingga sekarang.Adapun batas-batas desa Ngembalrejo, bagian selatan berbatasan dengan Ngembalkulon kec. Jati,sebelah barat berbatasan dengan Dersalam kec. Bae, utara berbatasan dengan Karangbener, timur utara berbatasan dengan Bareng kec. Jekulo, timur selatan berbatasan dengan Tenggeles kec. Mejobo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar